Sabtu, 27 Agustus 2016

Sifat Hakiki Manusia




1.      Sifat Hakiki Manusia
a.       Pengertian Sifat Hakiki Manusia
Sifat hakiki manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakteristik, yang secara prinsipiil (jadi bukanhanyagradual) membedakan manusia dari hewan.
Jika dilihat dari segi biologis manusia dengan hewan memiliki banyak kemiripan, Socrates menamakan manusia  itu zoon politicon (hewan yang bermasyarakat), Max  Scheller menggambarkan manusia sebagai das kranke tiier (hewan          yangsakit) (Drijarkara,1962:138) yang selalu gelisah dan bermasalah.
Kenyataan ini menimbulkan kesan yang keliru. Mengira bahwa manusia dengan hewan hanya berbeda secara gradual (perbedaan dengan melalui rekayasa dapat dibuat sama keadaannya).
b.      Wujud Sifat Hakiki Manusia
Wujud sifat hakiki manusia yang tidak dimiliki oleh hewan yang dikemukakan paham eksistensialisme:
      Kemampuan menyadari diri
      Kemampuan Bereksistensi
      Pemilikan kata hati
      Moral
      Kemampuan bertanggung jawab
      Rasa Kebebasan (kemerdekaan)
      Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari ahak
      Kemampuan menghayati kebahagiaan.

      Kemampuan Menyadari Diri
Adanya kemampuan menyadari diri yang dimilki manusia, maka manusia menyadari bahwa dirinya memiliki ciri khas atau karakteristik diri. Dan menyebabkan manusia dapat membedakan dirinya dengan yang lain (orang lain, lingkungan fisik) Lebih dari itu  manusia dapat membuat jarak (distansi) dengan lingkungannya, baik yang pribadi maupun non pribadi.
Drijarkara (Drijarkara:138) menyebut kemampuan tersebuut dengan istilah “Meng-aku”, yaitu kemampuan mengeksplorasi potensi-potensi yang ada pada aku. Dan memahami potensi-potensi tersebut sebagai kekuatan yang dapat dikembangkan sehingga aku dapat berkembang kearah kesempurnaan diri.
      Kemampuan Bereksistensi
Dengan keluar dari dirinya, dan dengan membuat jarak antara aku dengan objek, lalu melihat objek sebagai  sesuatu, berarti manusia itu dapat menembus atau menerobos dan mengatasi batas-batas yang membelenggu dirinya.
adanya kemampuan eksistensi  inilah pula yang membedakan manusia sebagai makhluk infra human, dimana hewan menajdi onderdil dari lingkungan, sedangkan manusia menjadi manager lingkungannya. 
      Kata Hati (Conscience Of man)
Kata hati sering disebut dengan istilah hati nurani, lubuk hati, pelita hati, dan sebagainya. Conscience ialah “pengertian yang ikut serta” atau “pengertian yang mengikuti perbuatan”.
Kata hati adalah kemampuan membuat keputusan tentang yang baik/benar dengan yang buruk/salah bagi manusia sebagai manusia. Dalam kaitan dengan moral (pedoman), kata hati merupakan “petunjuk bagi moral perbuatan”. Usaha untuk mengubah kata hati yang tumpul menjadi kata hati yang tajam disebut pendidikan kata hati (Gawetan Forming). Realisasinya dapat ditempuh dengan melatih kecerdasan dan kepekaan emosi. Tujuannya agar orang memiliki keberanian moral (berbuat) yang didasari oleh kata hati yang tajam.
      Moral
Jika kata hati diartikan sebagai bentuk pengertian yang menyertai perbuatan, maka yang dimaksud moral (yang sering disebut juga etika) adalah perbuatan itu sendiri.
Moral yang singkron dengan kata hati yang tajam yaitu yang benar-benar baik bagi manusia sebagai manusia merupakan yang baik atau moral yang luhur. 
Etika biasanya dibedakan dari etiket, etiket hanya berhubungan dengan dengan soal sopan santun. Karena moral bertalian erat dengan keputusan kata hati, yang dalam hal ini berarti bertalian erat dengan  nilai-nilai maka sesungguhnya moral itu adalah nilai-nilai kemanusiaan.
      Tanggung Jawab
      Kesediaan untuk menanggung segenap akibat dari perbuatan yang menuntut jawab.
Wujud tanggung jawab:
·         Tanggung jawab kepada diri sendiri (menanggung tuntutan kata hati)
·         Bertanggung jawab kepada masyarakat (menanggung tuntutan norma-norma sosial)
·         Tanggung jawab kepada Tuhan (menanggung tuntutan norma-norma agama)
      Keberanian untuk menentukan bahwa sesuatu perbuatan sesuai dengan tuntutan kodrat manusia,dan bahwa hanya karena itu perbuatan tersebut dilakukan sehingga sanksi apapun diterima dengan penuh kesadaran dan kerelaan
      Kata hati memberi pedoman, moral melakukan dan tanggungjawab merupakan kesediaan menerima konsekuensi dari perbuatan
      Rasa Kebebasan
Merdeka adalah rasa bebas (tidak merasa terikat oleh sesuatun ). Tetapi sesuai dengan tuntutan kodrat manusia.
Kemerdekaan dalam arti sebenarnya memang berlangsung dalam keterikatan yaitu bebas berbuat sepanjang Tidak bertentangan dengan tuntutan kodrat manusia.
      Kewajiban dan hak
hak dan kewajiban merupakan suatu rangkaian yang tidak bisa terlepas. Tidak ada hak tanpa kewajiban dan sebaliknya.
Usaha menumbuh kembangkan rasa wajib sehingga dihayati sebagai suatu keniscayaan dapat ditempuh melalui pendidikan disiplin.
Disiplin diri menurut selo sumardjan (wawancara TVRI, Desember 1990) meliputi 4 aspek, yaitu:
                                    1. Disiplin Rasional
                                    2.  Disiplin sosial
                                    3. Disiplin afektif
                                    4. Disiplin agama
      Kemampuan Menghayati Kebahagiaan
            Kebahagiaan merupakan suatu integrasi pengalaman-pengalaman yang menyenangkan dengan yang pahit.
            Kebahagiaan tidak terletak pada keadaan secara factual ataupun pada rangkaian prosesnya, maupun pada perasaan yang diakibatkannya tetapi terletak pada kesanggupan menghayati dengan keheningan jiwa dan menundukkan hal tersebut dalam ikatan tiga hal yaitu usaha, norna, dan takdir.
            Usaha adalah perjuangan yang terus menerus untuk mengatasi masalah hidup.
            Usaha tersebut harus bertumpu pada norma atau kaidah.Takdir baru boleh disebut sesudah orang melaksanakan usaha sampai batas kemampuan.
            Kebahagiaan dapat diusahakan peningkatannya dengan mengembangkan kemampuan berusaha dan kemampuan menghayati usaha dalam kaitannya dengan takdir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar